Hello guys! Sebenernya karangan ini karangan lama gue. Nemu di laptop gitu habis ngubek-ngubek isi folder. Ya, akhirnya gue pengen ngepost. Cuman gue tambahin beberapa kata.Ini flashfiction ya. Bukan cerpen. Gue bingung sih mau ngasi judul apa hehe.
Cekidot:3 Maaf pemula hehe
***
"Maaf Rin. Aku tak ada maksud menduakanmu” Mohonnya , memelas.
Aku hanya bisa mondar-mandir dan mondar-mandir. Hanya itu
yang bisa aku lakukan dengan hati yang sakit saat itu. Sakit.
“Mengapa hanya diam , Rin? Mengapa? Tak bisakah kau
memaafkanku dan kembali padaku?” Ucapnya , masih
memelas.
“Aku… Aku harus apa , Rey? Selama ini aku terlalu
mempercayaimu dan hasilnya begini.” Balasku , sinis.
Aku benar-benar tak habis pikir. Sudah agak lama aku
menjalin hubungan dengan Rey,7 bulan hampir 8 bulan. Dan aku tak pernah menyadarinya. Aku
terlalu mempercayainya. Aku terlalu menyayanginya hingga tak dapat menyadari. Bodoh , harusnya aku mengetahuinya, harusnya. Aku selama ini hanya…
“Kau diam? Huh , sudah kuduga. Kau bahkan tidak
membantahnya. Haha karna itu benar. Iya , aku tau.” Ucapku , dengan tawa sinis.
Dan Rey , hanya bisa berdiri terpaku disana. Membuatku gemas.
“Aku tau Rey , aku tau aku bukanlah wanita sempurna dan memang ini bukan dongeng yang kalau alurnya sudah tak sesuai dengan keinginanku aku bisa merubahnya lagi. Aku tau bukan aku yang kamu sayangi. Dan aku tau ini
bukanlah film. Tapi , katakan padaku. Salahkah aku berkhayal tentang kita? Huh
, semua ini sudah terlambat. Kau bahkan tau , seharusnya percakapan ini tidak
perlu ada!” Teriakku , menangis.
Aku tau aku naïf. Terjebak oleh tatapan hangatnya padaku dan
tidak pernah benar-benar mendapat kesempatan. Ini semua salahku yang tidak
pernah mau mengerti. Karna jika kau
mencintai seseorang , kau harus berkorban hingga dia memilihmu.
“Aku tau aku salah. Tapi , kau membosankan! Kau selalu 'bertapa' di dunia konyolmu itu! Kau tak pernah sadar kalau aku juga butuh kamu! Kamu selalu menghilang dengan dunia konyolmu yang tak pernah kumengerti walau aku mencoba tuk mengerti.” Bentak Rey , menyakitkan.
“Aku membosankan? Aku tau haha. Kupikir kita cocok. Kupikir…
Ah sudahlah aku terlalu banyak berkhayal mendapatkan akhir yang baik.” Balasku.
Sekarang aku tau. Kita memang tak cocok. Aku sadar aku
membosankan.Tapi…. Aku sangat menyayanginya dan tak tau bagaimana cara
menunjukkannya.
“Apakah kau masih menyayangiku?” Tanyanya , membuatku
tersentak.
“Kau pikir apa? Tentu saja iya. Memang kenapa?” Balasku , sinis.
“Maukah kau memberiku kesempatan sekali lagi?” Mohonnya ,
berlutut di hadapanku.
Dia meminta maaf. Dia berlutut karenaku dan untukku.
“Emmm…” Pikirku.
Tiba-tiba kenanganku bersama dia lewat sepintas. Dan
berputar seperti film. Tapi aku sadar sekarang. Aku bukan putri dan sekarang
bukan dongeng. Tetapi , suatu saat nanti kau akan menemukan seseorang yang
memperlakukanmu dengan baik.
“Tidak.” Balasku , meninggalkannya masuk ke rumah.
Membiarkan dia diluar sana. Sendirian. Ah aku tak peduli dengannya. Aku masih menyayanginya. Ya, tapi aku tak akan membiarkannya kembali. Tak peduli betapa indahnya hariku ketika bersamanya. Tak peduli betapa mudahnya matanya yang hitam itu 'menggelamkanku'. Tak peduli betapa ucapan selamat pagi nya selalu membuatku semangat. Bahkan, aku tak peduli tentang yang terjadi pada tanggal 27 September 2012.
Sekali lagi, mencoba untuk rela. Mencoba untuk mengabaikan dadaku yang sesak sekali. Mengabaikan hpku yang berdering dan memunculkan namanya di layar hp ku. Mengabaikan ringtone hapeku. Taylor Swift-White Horse.
'Say you're sorry
That face of an angel comes out just when you need it toAs I paced back and forth all this time'Cause I honestly believed in you
***
Malang, 26 Mei 2013.
Besok tanggal 27.Berarti sudah 8 bulan sejak peristiwa itu. And i'm still here:-)
Annisa' Uzzahrohtul Islam.
No comments:
Post a Comment