Thursday, May 16, 2013

Salah Paham

Oke, sebenernya cerpen ini tugas BI. Tapi ya gapapa deh ya aku post di sini. Btw, cerpen ini aku persembahkan buat Gfranqs hehe. Happy 7 months rek!! Semoga kita awet ya rek. Makin ngertiin satu sama lain ya:)) Enjoy it! Gue masih pemula ya--v (btw sebenernya tanggal 13 kemarin 7 bulanannya. Tapi gapapa deh ya ngepost sekarang) 


***

13 Oktober. Mungkin bagi kebanyakan orang, itu merupakan tanggal yang biasa. Tapi tidak untukku. Itu tanggal spesial.Tanggal yang menjadi hari ketika aku menemukan sahabat yang cocok untukku di 8F. Tanggal yang menyangkut  8 orang yang sangat aku sayangi. Tanggal yang menjadi awal cerita kami ber-9. Tak terasa, kami sudah menjalani 1 tahun bersama.  Ah, rasanya aku tak sabar untuk sampai di SMP 1. Aku segera berangkat dan akhirnya 20 menit kemudian aku sampai di sekolahku tercinta itu. Aku menuju ke kelasku, 9D. Ya, aku memang sudah kelas 9 sekarang. Dan aku pisah dengan 7 orang sahabatku. Aku hanya sekelas dengan Yana. Aku segera menuju ke pujasera sekolah. Setiap pagi aku dan 8 orang sahabatku memang selalu berkumpul di pujasera sekolah. Mungkin bagi kebanyakan orang itu biasa tapi, bagi kami ber-9, waktu itu sangat berharga di sela-sela kesibukan kami. Aku hampir sampai di Pujasera ketika mendengar 2 orang bertengkar. Sepertinya aku kenal suara-suara itu. Aku mempercepat langkahku, ingin tahu siapakah gerangan yang sedang bertengkar itu. Aku sudah sampai di pujasera ketika tidak mempercayai kedua mata ku ini. 2 orang yang bertengkar itu Yana dan Tyra. Padahal setauku selama 1 tahun kami bersama-sama, mereka sama sekali tak pernah bertengkar. Sebesar apa masalahnya sampai bisa membuat mereka bertengkar? Aku segera menghampiri mereka.
“Kalian kenapa?” Aku mencoba untuk bertanya. Tapi tak ada yang menjawab. Mereka berdua sama-sama membisu.
“Kalian kenapa kok tengkar? Gak biasanya kalian gini.” Aku mencoba untuk bertanya sekali lagi. Tetap tak ada jawaban.
“Jawab pertanyaanku dong, ah!” Tak ada jawaban. Aku kesal. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka berdua dan menuju kelas 9A, tempat Vira berada.
Sesampainya di kelas 9A, ternyata Vira belum datang. Ah, aku lupa kalau anak itu hobi bangun kesiangan. Huft. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kelasku dan curhat ke Rina.
“Kamu kenapa, Nis? Kok mukamu kusut gitu?” Tanya Rina ketika aku memasuki kelas.
“Tauk tuh Yana sama Tyra.”
“Emang mereka kenapa?”
“Tengkar. Tapi gamau ngasitau kenapa. Eh aku tanyain pada diem semua. Rese’ deh.”
“Sabar. Eh tapi gak biasanya ya mereka tengkar.”
“Nah, itu yang aku pikirin dari tadi, Rin.”
“Hmmmm, jangan-jangan masalah besar lagi, Zah.”
“Aku juga gatau nih, Rin. Menurutmu aku harus ngapain?”
“Ya bilang ke Vira,Ami,Dea,Tia,Diyah sama Dini. Terus cari tau kenapa Yana sama Tyra tengkar. Tapi jangan ganggu mereka. Tunggu sampe mereka tenang dulu baru deketin.”
“Oh oke, Rin. Makasih sarannya.”
“Iya sama-sama. Semoga cepet slese ya masalahnya.”
***
Malamnya, kami ber-7 tanpa Yana dan Tyra kumpul di rumah Dea. Memang, biasanya setiap malam minggu kami selalu berkumpul di salah satu rumah dari kami. Tapi, untuk malam ini, Yana dan Tyra tidak bisa ikut. Alasannya ke luar kota semua. Cih, dikira aku sebodoh apa sampai percaya sama mereka?
Setelah semua sudah datang, aku mulai bercerita tentang Yana dan Tyra.
“Ebuset , gila apa mereka tengkar? Segede apa sih masalahnya?” Tanya Dini dengan heran.
“Tau tuh, perasaan mereka gapernah tengkar deh.” Sahut Diyah.
“Iya ya, bener juga.” Ungkap Vira.
“Masalahnya gede mungkin rek. Tapi apa ya?” Tanya Dea.
“Emang mereka kenapa sih?” Tanya Ami dengan tampang tak berdosa.
“AMI, SERIUS DONG AH! Emang kamu gak dengerin cerita Zahra tadi?” Teriak Diyah.
“Denger. Emangnya mereka kenapa sih?”
“Hash tauk ah gelap mi.” Jawab Tia.
Aku pun mencoba untuk melerai, “Eh udah ah gausah tengkar. Mending kita diskusi tentang masalah apa yang bisa bikin Yana sama Tyra tengkar.”
“Nah, bener tuh si Zahra.” Sahut Dea
“Hmm okeoke. Jadi, disini siapa yang paling deket sama mereka berdua?” Tanyaku. Semua orang yang hadir pun menoleh ke Dini. Dini mengernyitkan dahi.
“Eh apaan. E sumpah ya, aku gatau apa-apa. DEMI TUHAANN!” Teriak Dini.
“Siapa yang bilang kamu tau sih. Cuman mau interogasi doang kalik, Din. Woles woi.” Sahutku.
“Hng ya maap. Lagian, tampang kalian sangar semua ih. Siapa yang gak takut coba.” Bela Dini.
“Serah deh ya. Oke, langsung aja ya interogasinya.”
Btw, menginterogasi Dini itu bikin pusing. Sumpah deh. Dia nya mbulet banget. Tapi, untunglah kelar juga. Meskipun menghabiskan 3 jam sih. Padahal cuma 16 pertanyaan. Dasar, Dini nya aja yang lola.
Setelah menginterogasi Dini, akhirnya kami ber-6 (tanpa Dini) menyimpulkan bahwa memang si Yana dan Tyra mulai sinis-sinisan sejak 2 minggu yang lalu tanpa alasan yang jelas atau mungkin Dini nya yang gatau. Dasar Dini.
***
15 Oktober 2013. Aku datang lebih pagi karena ada upacara dan aku piket. Selesai piket, aku menuju ke tangga dekat ruang guru. Biasanya kalo hari senin, kami ber-9 tidak kumpul di pujasera tapi di tangga di dekat ruang guru. Astaga. Yana sedang menangis. Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling. Hanya 8 orang dengan aku. Siapa yang tak ada? Ah, Tyra.
“Eh, Yana kenapa?” Aku bertanya ke Vira.
“Tadi dia sama Tyra tengkar hebat. Habis itu, Tyra teriak ke Yana “Tau gak, Yan. Kamu itu bawel, egois, sok imut dari dulu. Aku muak sahabatan sama kamu!” terus pergi ninggalin Yana. Katanya Dea sama Tia sih gitu. Soalnya mereka lagi ada di sini pas itu.”
“Lho kalo Dea sama Tia di sini pas kejadian itu, kenapa mereka gak nyoba ngelerai?”
“Mereka itu masih otw. Mereka itu baru sampai di sini, Tyra udah teriak gitu.”
“Oh. Terus kita gimana nih sekarang?”
“Aku juga bingung. Masalahnya kita kan gatau masalahnya itu apa.”
“Coba tanya ke Yana deh.”
“Yan, sebenernya kamu sama Tyra ada masalah apa sih kok sampe tengkar hebat gini?” Tanya Vira, ragu.
“Jadi gini, kalian tau kan, Tyra suka siapa? Nah, katanya Tyra, si Raja itu tau kalo Tyra suka dia. Tyra mikir aku yang ngasih tau ke Raja. Terus, Tyra marah ke aku.”
“Oalah. Tapi sebenernya kamu emang ngasitau Raja gak sih?”
“Gak rek. Sumpah. DEMI TUHAN!”
“Hng oke. Jadi, siapa yang ngasitau Raja?”
***
Setelah tragedi di tangga itu, Tyra tak pernah kumpul bareng lagi. Aku jadi gemas dengan kondisi seperti ini. Aku benar-benar ingin memperbaiki semuanya. Aku benar-benar ingin keadaan kembali seperti dulu. Rukun. Dan, sepertinya aku tau siapa yang bisa memperbaiki dan mengembalikan kekompakan kami. Raja.
Aku segera mencari Raja. Aku berlari ke BIN 3, tempat dimana dia berkumpul dengan teman-teman satu gengnya. Tapi tak ada dia. Aku berlari ke Mat 2, kelas 9E berada sekarang. Tak ada dia juga. Aku menuju ke depan kopsis. Tak ada dia juga. Aku hendak berlari ke kelas untuk bertanya ke Firman tentang keberadaan Raja, tapi aku melihat Raja bersama seorang perempuan di pujasera sekolah. Siapa perempuan itu? Aku berlari. Mencari tau Raja sedang bersama siapa. Tyra? Sedang apa mereka berdua di situ? Apa yang mereka bicarakan? Tampang mereka serius sekali. Ah, aku ingin tau. Aku memutuskan untuk berjalan mendekat. Tapi bel masuk berdering. Sial.
***
Astaga, sudah jam 6 pagi. Aku bangun kesiangan. Tadi malam aku tidur jam 10 karena belajar untuk Fisika dan PKn. Aku segera mandi dan berangkat. Sesampainya di sekolah, aku lari ke pujasera sekolah. Berharap aku tidak melewatkan sesuatu yang penting. Sesampainya di pujasera, aku melihat Tyra bersama Yana dan yang lainnya. Sedang apa dia di sini? Bukannya dia sedang ada masalah sama Yana? Aku mempercepat langkahku dan Vira melihatku.
“Hei, itu Zahra!”
“Woi, tumben banget dateng jam segini? Ketularan Vira?” Canda Diyah.
“Sekali-sekali jadi anak males lah. Eh, ada apaan nih?”
“Itu tuh si Tyra minta maaf.” Jawab Dea.
“Eh, sumpaan lo minta maaf, Ty?”
“Ya mau apalagi Zahra.”
“Lho emang gapapa kalo Raja tau?”
“Sebenernya aku salah paham sih hehehe. Jadi sebenernya Raja itu ngomong kalo dia suka aku, bukan ngomong aku suka dia.”
“Ya elah, ternyata. Dasar . Ecie, saling suka dong? Cie Tyra ya habis ini taken cie hahaha.” Goda Ami.
“Eh, tumben Ami gak lola? Hahaha.” Goda ku.
“Eh, sialan lo, Zah.” Ami melemparku dengan botol minumnya. Aku berlari menghindarinya. Dan botol minuman Ami kena kepalanya Yana.
“Eh gila lo Mi. Dasar. Nih terima nih.” Yana melempar balik.
Akhirnya kami ber-9 pun lempar-lemparan botol minumannya Ami sambil tertawa. Ah, indahnya persahabatan kalau masalah-masalah sudah kelar. Sayang kalian rek! 
16 Mei 2013.
Happy 7 months gfranqs! Love you soo mmuucchh:*

No comments:

Post a Comment