Oke gue ngepost ini sebagai ucapan selamat ulangtahun. Btw, Happy Birthday, Sadiyah Ukhrotunnisa! Wish you all the best sayang, laffs. Btw gue masih pemula ya hehe.
Btw silahkan memutar lagu Don't You Remember ketika membaca ini.
***
Memperjuangkanmu
seperti menggenggam air. Sia-sia.
Kutatap layar hp Samsung Galaxy Fame-ku. Sms itu selalu membawa
ingatanku kembali ke masa lalu.
“Hatimu masih kosong kan, Put?”
“Aku bingung, Din.”
“Bingung kenapa?”
“Aku gatau bener apa salah perbuatanku
ini.”
“Perbuatan apa sih?”
“Aku menyayangi seseorang yang
sudah taken, Din.”
“Siapa?”
“Aku sangat menyayanginya, Din.
Aku benar-benar ingin memperjuangkannya.”
“Siapa sih?”
“Kamu, Din.”
“…..Hahahaha, lucu banget sih”
“Aku tidak sedang melontarkan
lelucon, Dini.”
“Kamu tau kan aku sudah taken.
Kamu tau kan Zahra suka kamu. Zahra itu sahabatku, Put. Dan seharusnya kamu tau
aku hanya menganggapmu sahabat, tak lebih. Kamu harus move on.”
“Setelah aku berhasil move on
dari Aya, kamu nyuruh aku move on lagi?”
“Aku tak mau tau, kamu harus
move on.”
“Sementara aku masih nyaman
gini, Din. Enggak.”
Air mataku menetes. Sms itu selalu berhasil membuatku menangis.
Padahal sudah 8 bulan lewat. Andai kamu
tau, Put. Aku sejak dulu menyayangimu dan akan selalu menyayangimu. Sudah 5 bulan kita tak berkomunikasi. Kamu
apa kabar ya?
***
Aku sedang membaca buku Speak
Now ketika hp ku berbunyi sebentar. Tanda ada satu sms masuk. Aku sedang
malas smsan maka aku melanjutkan membaca buku Speak Now ku itu. Hp ku berbunyi lagi. Aku membiarkannya bahkan tak
melirik hp ku sedikitpun. Hp ku berbunyi lagi. Hash, siapa sih yang ngotot banget sms, batinku. Kuambil hp ku
dengan jengkel. Kubuka inbox ku. Aku terperanjat melihat sender dan isi sms
itu. Orang yang lost contact denganku
selama 5 bulan, Bagas Saputra.
Sender : Putra Jelek
Hai din, kamu apa
kabar? received 15.15
Din, kamu masih
nyimpen nomerku kan? received 15.18
Aku Putra, Din. Kamu
apa kabar? Putra kangen Dini. received 15.21
Aku benar-benar tak bisa berkata apa-apa. Kubalas sms itu. Hapeku
berbunyi. Aku mengetik. Hapeku berbunyi. Aku mengetik. Dan sejak itu, hp ku
selalu berbunyi oleh satu kontak. Putra
Jelek.
***
2 minggu belakangan ini, moodku benar-benar amat sangat baik. Entah
karena cuaca yang mendukung. Entah karena nilai-nilai ku yang naik. Atau
mungkin karena sms dari dia. Entahlah, yang jelas aku tak pernah bisa bad mood
ketika sedang berbicara/smsan/chattingan dengan dia. Aku tak pernah bisa
berhenti tersenyum setiap kali ingat dia atau ingat percakapan kita. Entah itu
namanya apa, tapi aku suka rasa ini. Hapeku bergetar di dalam saku rok ku. Aku
terperanjat ketika membaca isi smsnya. Ya Tuhan.
Sender : Putra Jelek
Din, kalo disuruh
milih, kamu milih aku atau Andre? received 15.01
Kubalas
smsnya. Hapeku berbunyi. Dan begitu seterusnya. Sampai akhirnya…..
Sender : Putra Jelek
Kalo aku disuruh milih
antara Aya atau Ara sih, aku lebih milih kamu. received 16.04
Kubalas smsnya. Hapeku berbunyi.
Sender : Putra Jelek
Kamu tanya kenapa? Ya
karena setelah aku nyoba mvn selama 8 bulan 2 hari, yang aku sayang tetep kamu,
Din. received 16.06
Rasanya tak ada kata yang pas untuk menggambarkan perasaanku saat itu.
Amat sangat senang sekali pake banget. Kukira, semua ini akan berjalan dengan
lancar tapi siapa yang tau ke depannya, kan?
***
2 minggu setelah kejadian itu, aku menjalani hari-hari dengan ceria.
Kelewat ceria malah. Yang jelas aku menjalani hari-hari itu dengan satu harapan
dan satu janji. Berharap Putra akan segera memberiku kepastian dan berjanji
untuk menunggu Putra.
2 hari kemudian, aku sedang dalam keadaan amat sangat badmood. Lalu
tiba-tiba, hp ku berbunyi.
Sender : Putra Jelek
Din, kalo kamu aku
suruh nunggu habis UKK mau gak? Aku bener-bener lagi gamood pacaran nih. received
21.10
Aku benar-benar tak tau aku kenapa, tapi yang jelas, dada ini terasa
sesak. Hapeku berbunyi lagi.
Sender : Aya
Eh, Din. Lo lagi pdkt
sama Putra? Ebuset dah tu anak, ati-ati ya Din, dia juga kayaknya deket banget
sama Ara. received 21.13
Kutarik nafas, kuhembuskan. Ada rasa sakit di bagian dada. Dan ada
tetesan air mata yang jatuh. Astaga, kenapa aku begitu bodoh sampai mempercayai
Putra lagi? Kenapa aku begitu bodoh sampai membiarkan perasaanku kepada Putra
berkembang? Ya Tuhan. Sepertinya penungguanku selama 8 bulan lebih ini sia-sia
karena sepertinya Putra sudah lupa janji kita. Karena toh, apa arti dari sebuah
janji bila terlupakan? Dan sepertinya, alasanku untuk tetap ceria selama 1
bulan belakangan ini adalah orang yang
salah. Ya Tuhan, apa aku memilih orang yang salah? Karena sepertinya
Putra lupa akan tanggal 27 September.
Dan kali ini, aku ingin berkata
Receiver : Putra Jelek
Tau tidak, Put?
Menunggumu seperti menggenggam air ya. Sia-sia sent 21.21
No comments:
Post a Comment