Tuesday, May 14, 2013

Sia-sia

Oke gue ngepost ini sebagai ucapan selamat ulangtahun. Btw, Happy Birthday, Sadiyah Ukhrotunnisa! Wish you all the best sayang, laffs. Btw gue masih pemula ya hehe.
Btw silahkan memutar lagu Don't You Remember ketika membaca ini.
***



Memperjuangkanmu seperti menggenggam air. Sia-sia.

Kutatap layar hp Samsung Galaxy Fame-ku. Sms itu selalu membawa ingatanku kembali ke masa lalu.

“Hatimu masih kosong kan, Put?”
“Aku bingung, Din.”
“Bingung kenapa?”
“Aku gatau bener apa salah perbuatanku ini.”
“Perbuatan apa sih?”
“Aku menyayangi seseorang yang sudah taken, Din.”
“Siapa?”
“Aku sangat menyayanginya, Din. Aku benar-benar ingin memperjuangkannya.”
“Siapa sih?”
“Kamu, Din.”
“…..Hahahaha, lucu banget sih”
“Aku tidak sedang melontarkan lelucon, Dini.”
“Kamu tau kan aku sudah taken. Kamu tau kan Zahra suka kamu. Zahra itu sahabatku, Put. Dan seharusnya kamu tau aku hanya menganggapmu sahabat, tak lebih. Kamu harus move on.”
“Setelah aku berhasil move on dari Aya, kamu nyuruh aku move on lagi?”
“Aku tak mau tau, kamu harus move on.”
“Sementara aku masih nyaman gini, Din. Enggak.”

Air mataku menetes. Sms itu selalu berhasil membuatku menangis. Padahal sudah 8 bulan lewat. Andai kamu tau, Put. Aku sejak dulu menyayangimu dan akan selalu menyayangimu. Sudah 5 bulan kita tak berkomunikasi. Kamu apa kabar ya?

***
Aku sedang membaca buku Speak Now ketika hp ku berbunyi sebentar. Tanda ada satu sms masuk. Aku sedang malas smsan maka aku melanjutkan membaca buku Speak Now ku itu. Hp ku berbunyi lagi. Aku membiarkannya bahkan tak melirik hp ku sedikitpun. Hp ku berbunyi lagi. Hash, siapa sih yang ngotot banget sms, batinku. Kuambil hp ku dengan jengkel. Kubuka inbox ku. Aku terperanjat melihat sender dan isi sms itu. Orang yang lost contact denganku selama 5 bulan, Bagas Saputra.

Sender : Putra Jelek
Hai din, kamu apa kabar? received 15.15
Din, kamu masih nyimpen nomerku kan? received 15.18
Aku Putra, Din. Kamu apa kabar? Putra kangen Dini. received 15.21

Aku benar-benar tak bisa berkata apa-apa. Kubalas sms itu. Hapeku berbunyi. Aku mengetik. Hapeku berbunyi. Aku mengetik. Dan sejak itu, hp ku selalu berbunyi oleh satu kontak. Putra Jelek.

***
2 minggu belakangan ini, moodku benar-benar amat sangat baik. Entah karena cuaca yang mendukung. Entah karena nilai-nilai ku yang naik. Atau mungkin karena sms dari dia. Entahlah, yang jelas aku tak pernah bisa bad mood ketika sedang berbicara/smsan/chattingan dengan dia. Aku tak pernah bisa berhenti tersenyum setiap kali ingat dia atau ingat percakapan kita. Entah itu namanya apa, tapi aku suka rasa ini. Hapeku bergetar di dalam saku rok ku. Aku terperanjat ketika membaca isi smsnya. Ya Tuhan.

Sender : Putra Jelek
Din, kalo disuruh milih, kamu milih aku atau Andre? received 15.01

Kubalas smsnya. Hapeku berbunyi. Dan begitu seterusnya. Sampai akhirnya…..

Sender : Putra Jelek
Kalo aku disuruh milih antara Aya atau Ara sih, aku lebih milih kamu. received 16.04

Kubalas smsnya. Hapeku berbunyi.

Sender : Putra Jelek
Kamu tanya kenapa? Ya karena setelah aku nyoba mvn selama 8 bulan 2 hari, yang aku sayang tetep kamu, Din. received 16.06

Rasanya tak ada kata yang pas untuk menggambarkan perasaanku saat itu. Amat sangat senang sekali pake banget. Kukira, semua ini akan berjalan dengan lancar tapi siapa yang tau ke depannya, kan?

***
2 minggu setelah kejadian itu, aku menjalani hari-hari dengan ceria. Kelewat ceria malah. Yang jelas aku menjalani hari-hari itu dengan satu harapan dan satu janji. Berharap Putra akan segera memberiku kepastian dan berjanji untuk menunggu Putra.
2 hari kemudian, aku sedang dalam keadaan amat sangat badmood. Lalu tiba-tiba, hp  ku berbunyi.

Sender : Putra Jelek
Din, kalo kamu aku suruh nunggu habis UKK mau gak? Aku bener-bener lagi gamood pacaran nih. received 21.10

Aku benar-benar tak tau aku kenapa, tapi yang jelas, dada ini terasa sesak. Hapeku berbunyi lagi.

Sender : Aya
Eh, Din. Lo lagi pdkt sama Putra? Ebuset dah tu anak, ati-ati ya Din, dia juga kayaknya deket banget sama Ara. received 21.13

Kutarik nafas, kuhembuskan. Ada rasa sakit di bagian dada. Dan ada tetesan air mata yang jatuh. Astaga, kenapa aku begitu bodoh sampai mempercayai Putra lagi? Kenapa aku begitu bodoh sampai membiarkan perasaanku kepada Putra berkembang? Ya Tuhan. Sepertinya penungguanku selama 8 bulan lebih ini sia-sia karena sepertinya Putra sudah lupa janji kita. Karena toh, apa arti dari sebuah janji bila terlupakan? Dan sepertinya, alasanku untuk tetap ceria selama 1 bulan belakangan ini adalah orang yang  salah. Ya Tuhan, apa aku memilih orang yang salah? Karena sepertinya Putra lupa akan tanggal 27 September.
Dan kali ini, aku ingin berkata
Receiver : Putra Jelek
Tau tidak, Put? Menunggumu seperti menggenggam air ya. Sia-sia sent 21.21
 

No comments:

Post a Comment